Istilah Arab-Persia ini tidak diterjemahkan mengingat variasi maknanya yang sangat luas, antara lain : esensi (dari suatu objek), jiwa yang menghidupkan, psikis, ruh, pikiran, kehidupan, manusia individu, hasrat, identitas, pribadi atau identitas diri. Bahasa Arab tidak memiliki reflective personal pronoun : tempatnya diganti dengan kata kata ain dan nafs (himself dan it self dalam bahasa Inggris); jadi istilah 'ilm al nafs diterjemahkan menjadi 'psikologi'. dalam buku-buku sufi, istilah biasanya secara kiasan merujuk kepada al nafs al amara' jiwa yang rendah (Prancis : ame concupiscente; Latin : cupido libido), yaitu ego manusia yang dikendalikan oleh sifat-sifat jahat dalam konteks ini kata tersebut biasanya menunjuk kepada keseluruhan tubuh dan jiwa manusia sebagai subjek yang tunduk kepada ambisi egosentris yang dikendalikan oleh hawa nafsu atau "daging" (bahasa Yunani : sarx sebagaimana yang dipahami oleh pendeta-pendeta Kristen Orthodox Yunani). Di samping itu, terdapat juga tiga tingkat struktur jiwa yang lebih tinggi dalam perjalanannya ke arah transformasi spiritual, yaitu al nafs lawwama (jiwa yang bercahaya, kesadaran) dan al nafs al mutma'innah(jiwa yang tenang).
Sumber : Psikologi sufi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar